CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Hi...

Welcome Myspace Comments
MyNiceSpace.com

hi aLL~ this is my music bLog ... Lo2 pada boLe isi2 d sini asal cantumin narasumber (references) nya yha .. TuLisan bebas banget koQ ..
LBi bagus sputar musik .. hee ..
eniwei thx 4 viewing thiz bLog ..

Selasa, 09 September 2008

Budaya Perkawinan Di Korea




Di Korea, tampaknya modernitas bukannya berarti tanpa yang tradisi. Kebudayaan yang ratusan, bahkan ribuan tahun, mampu bertahan walau mengalami perubahan. Ini yang terjadi pada hanbok, pakaian tradisional Korea. Walau pakaian model Barat adalah yang umum digunakan dalam kehidupan modern ini, hanbok masih dipakai, terutama pada hari-hari raya dan acara-acara seperti perkawinan. Pada hari Chusok, Hari Bersyukur Korea, bahkan di jalan-jalan Kota Seoul pun banyak orang memakai baju tradisional itu. Pengantin perempuan biasanya memakai chima (rok panjang berlipit-lipit) warna merah, dan jeogori (jaket pendek semacam bolero) warna hijau. Pengantin pria bebas memilih warna celana panjang dan jaket bertalinya. Keduanya masih memakai jubah lagi. Warna jubah perempuan disesuaikan dengan warna pilihan baju pasangannya. Ibu mempelai lelaki memakai warna kehijauan, sedangkan calon besannya dalam nuansa merah. Setiap pasangan memakai minimal enam hanbok, dua untuk mempelai perempuan, dua untuk lelaki, dan dua untuk masing-masing ibu. Untuk acara pertunangan, mereka mengenakan hanbok warna merah muda, sedangkan untuk upacara perkawinan, hanbok merah-hijau itu ditambah pakaian pengantin model barat untuk acara berfoto berdua. Untuk upacara perkawinan, perempuan Korea masa kini menggabungkan yang tradisional dan yang modern. Kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem Patrilinial. Pria memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarkan dan diwajibkan untuk bekerja. Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau diperbolehkan oleh suami atau jika hasil kerja suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah untuk mengasuh anak dan menjaga rumah. Budaya perkawinan Korea sangat menghormati kesetiaan. Para janda, walaupun jika suami mereka mati muda, tidak dizinkan menikah lagi dan harus mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang terjadi pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun istrinya tersebut mati muda

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wow... pernikahan korea... ada artikel lain selain ini??
dapat referensi darimana??
boleh taw??
--I LoVe KoReA--



((Kim Ri Nae))